Senin, 31 Mei 2010

Kelainan seksual adalah perilaku seksual manusia yang tidak normal. Termasuk dalam kelainan seksual, adalah abnormalitas dalam hal hubungan seksual, abnormalitas dalam hal dorongan seksual dan kelainan identitas seksual.


1. Kelainan dorongan seksual
Kelainan dorongan seksualitas artinya terdapat penyimpangan dorongan seksual yang dirasakan oleh seseorang, alias berbeda dengan norma moral masyarakat. Dulu, homoseksual merupakan penyimpangan seksual. Namun saat ini hal itu bukan lagi penyimpangan karena telah diterima sebagai gejala normal.
Nimpomania dan hipomania. Nimpomania adalah isilah untuk seseorang yang memiliki hasrat seksual sangat tinggi. Dorongan seksualnya selalu meletup-letup dan selalu ingin melakukan hubungan seksual, di mana saja dan kapan saja. Sebaliknya, hipomania adalah istilah untuk seseorang yang gairah seksualnya sangat rendah.
Nekrofilia. Nekrofilia adalah istilah untuk hasrat seksual yang terdapat pada laki-laki untuk melakukan hubungan seksual dengan mayat perempuan. Pada beberapa kasus, laki-laki penderita nekrofilia cukup memandangi mayat perempuan (biasanya sambil onani) untuk memperoleh kepuasan seksual. Namun demikian banyak kasus terjadi di mana penderita nekrofilia benar-benar melakukan kontak seksual dengan mayat perempuan, baik memasukkan penis ke dalam vagina mayat, maupun metode lainnya. Diyakini penderita nekrofilia cukup banyak, namun karena ketiadaan kesempatan, maka sangat jarang kasus nekrofilia terungkap. Penderita nekrofilia sangat menyukai pekerjaan yang terkait dengan mayat, seperti misalnya pembalsem jenazah, penjaga mayat, penggali kubur dan semacamnya.
Eksihibionisme. Kelainan ini hanya diderita laki-laki. Penderitanya memiliki dorongan untuk mempertontonkan alat kelaminnya pada perempuan. Kepuasan seksual diperoleh dengan mendengar teriakan atau melihat ekspresi kaget dari lawan jenis. Oleh karena itu biasanya mereka menunjukkan alat kelaminnya pada saat yang tak terduga dan mengejutkan.
Fetisisme. Penderitanya tertarik secara seksual pada pakaian, terutama pakaian dalam, baik celana dalam, rok dalam ataupun BH. Mereka kurang tertarik pada barang baru dan lebih tertarik pada barang yang masih dipakai. Oleh karena itu mereka biasanya menjadi pencuri pakaian dalam.
Transvetisme. Penderita kelainan ini baru bergairah jika menggunakan pakaian lawan jenis. Laki-laki penderita fetisisme akan memakai pakaian perempuan agar terangsang. Pada tahap lanjut, penderitanya akan merasa sangat cemas jika tidak memakai pakaian lawan jenis. Oleh sebab itu laki-laki penderitanya biasa memakai BH yang disembunyikan dalam baju berlapis.
Voyeurisme. Anda suka mengintip orang mandi? Maka mungkin Anda penderita kelainan voyeurisme. Penderita voyeurisme tertarik secara seksual alias hanya terangsang dengan melihat orang menanggalkan pakaian, baik saat mau mandi, mau tidur atau lainnya. Mereka juga terangsang melihat orang melakukan hubungan seksual, namun hanya jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jika dilakukan terbuka justru tidak bisa terangsang.
2. Hubungan seksual menyimpang
Hubungan seksual menyimpang adalah hubungan seksual yang dilakukan terhadap objek-objek yang tidak normal dan diluar norma moral masyarakat. Termasuk hubungan seksual menyimpang adalah jika hubungan seksual dilakukan dengan cara-cara menyimpang.
Masokisme. Penderita masokisme terangsang secara seksual dan mampu mengalami orgasme jika disakiti. Dirinya akan minta dipukul, dicambuk atau lainnya yang menyakitkan agar bisa mencapai orgasme.
Sadisme. Berbalik dengan masokisme, penderita sadisme memperoleh kepuasan seksual diperoleh dengan cara menyakiti pasangan seksualnya pada saat akan berhubungan seksual. Adakalanya penderita sadistik memerlukan erangan kesakitan yang sangat, adakalanya hanya perlu penyiksaan ringan, dan adakalanya cukup dengan fantasi sadistik.
Incest. Incest adalah dorongan seksual yang dirasakan terhadap keluarga sedarah. Mereka tertarik secara seksual terhadap orang-orang dalam lingkaran keluarga. Ayah atau ibu tertarik anak, anak tertarik ayah atau ibu, dan anak tertarik saudara sedarah lainnya. Incest lebih bersifat moral. Artinya, bisa saja pelaku incest tertarik secara seksual pada orang lain.
Pedofilia. Penderita pedofilia memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak kecil. Biasanya digunakan standar umur di bawah 13 tahun dan penderitanya minimal 5 tahun lebih tua.
3. Kelainan identitas seksual
Kelainan identitas seksual adalah adanya keinginan untuk memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan kenyataan kelamin yang dimiliki. Perempuan ingin menjadi laki-laki. sebaliknya, laki-laki ingin menjadi perempuan. Penderitanya merasa terjebak dalam tubuh lawan jenis. Oleh sebab itu tidak jarang mereka merasa jijik dengan alat kelamin miliknya sendiri.


sumber : http://psikologi-online.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar